https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

UNESA Surabaya Gelar Pameran Seni Rupa Bertema Travesti – madura9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

UNESA Surabaya Gelar Pameran Seni Rupa Bertema Travesti

UNESA Surabaya Gelar Pameran Seni Rupa Bertema Travesti

Madura9,Surabaya-Fenomena masyarakat yang suka julid menginspirasi menginspirasi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNESA (Universitas Negeri Surabaya).

Mahasiswa UNESA tingkat akhir ini lantas mengggelar Pameran Seni Rupa Unesa (PARSESA) dengan tema “Travesti”.

Puluhan lukisan hasil karya mahasiswa jurusan seni rupa itu dipamerkan dalam kegiatan ini.

Menariknya, acara yag digelar di Galeri Seni Gedung T3 Jurusan Seni Rupa Kampus Unesa, Lidah Wetan, Surabaya ini juga dimeriahkan dengan live music, workshop hingga bedah karya.

Sedang pameran tersebut digelar mulai Senin, 13 Juni 2022 hingga Kamis, 16 Juni 2022.

Jefri, Ketua pelaksana pameran mengatakan nama PARSESA tersebut muncul sebagai pemersatu seluruh mahasiswa seni rupa.

Sebab, menurutnya, nama tersebut disusun langsung oleh banyak angkatan mahasiswa Unesa jurusan Seni Rupa Murni tahun 2018.

Nama tema yang di ambil itu, lanjutnya, berawal dari gemarnya masyarakat menikmati acara atau tontonan yang berisi hal-hal yang berbau parodi dan sindiran. Juga perilaku masyarakat yang gemar menyindir atau sekarang disebut dengan “Julid”.

“Kami kali ini mengambil tema berdasarkan kehidupan nyata yaitu Travesti, yang merupakan sinonim dari kata parodi, sindiran atau ejekan,” papar Jefry, Selasa, 14 Juni 2022.

“Sesuai dengan tema, parodi dan sindiran dapat digambarkan dalam banyak hal, mulai dari mengurangi, menambah, atau bahkan mengubah keseluruhan namun tetap membawa pesan dan pernyataan yang sesuai konsep,” lanjutnya.

Jefri menambahkan, pada hari pertama terdapat pembukaan dengan cara yang unik, yakni dengan menggunakan pecah kendi yang berisi cat 3 warna dasar.

Setelah pecah kendi, penampilan Live Music Acoustic yang dipersembahkan khusus untuk para tamu undangan dan pengunjung, menambah suasana syahdu saat menikmati ratusan lukisan yang di pamerkan.

“Kami ambil yang unik namun tetap berbudaya lokal yaitu dengan pecah kendi yang memiliki makna mendalam dalam budaya Jawa tetapi dengan balutan yang kontemporer, jadi kami isi dengan cat 3 warna dasar merah, kuning, dan biru sebagai simbol ketika banyak ide sudah dalam dikepala maka perlu keluarkan, direalisasikan,” tambah Jefri.

Pada hari kedua diisi dengan kegiatan Workshop Resin Jewelry yang akan oleh Dimas Kaye dan kawan-kawan, dan diteruskan dengan kegiatan Bedah Karya oleh seniman paling menonjol di angkatan tersebut yakni Revan dan Jefry.

Dua seniman ini memiliki banyak ide yang sangat luar biasa out of the box, sehingga perbincangan menjadi sangat seru dan banyak ilmu baru.

Hari ketiga berisi acara talk show dengan seniman atau kurator seni dengan istilah Artist Talk, kegiatan bincang karya yang khusus kuratorial bersama Ayos Purwoaji dan You Winda Dona.

Kegiatan ini akan banyak menambah ilmu-ilmu baru bagi para audiens, tak hanya sampai di sana kegiatan ini akan disiarkam langsung di kanal YouTube dan Instagram Parsesa.

Pada hari keempat akan ada upacara penutupan dan diiringi Live Music Band bersama Cema, Mighfar Suganda, Tbe Goofie Goober dan Mote Sound System.

Tentunya mereka adalah band yang sepak terjangnya sudah tinggi dan tenar di kalangan anak muda Jawa Timur.

“itulah rangkaian dari pada kegiatan Pameran PARSESA yang cukup padat,” tandasnya.

“Dalam Pameran ini bukan hanya kegiatannya padat, namun juga seniman dan karyanya yang padat, sebab pameran ini diikuti oleh 25 seniman muda dengan 120 Karya yang terpajang dan itu luar biasa loh,” imbuh seniman yang gemar melukis realis ini.

Kegiatan ini dihadiri banyak pengunjung dari berbagai penjuru daerah, seperti Madura, Malang, Bali, Yogyakarta bahkan Jakarta.

Ini menjadi nilai khusus bagi kegiatan ini. Banyaknya pengunjung menggambarkan bahwa masyarakat saat ini semakin banyak yang peduli terhadap seni.

“Sangat menyenangkan bisa kembali menggelar pameran secara langsung atau offline karena kita jadi bisa interaksi langsung antara penikmat dan pemilik karya,” pungkas Jefri. (ZSR)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *